Senin, 22 Mei 2023

PRANATA SOSIAL DI MASYARAKAT

 Hakikat Pranata Sosial


1.Pengertian Pranata Sosial

Pranata social berasal dari bahasa inggris, yaitu social institution.Perbedaan istilah ini dikarenakan masing-masing memberikan tekanan yang tidak sama. Penggunaan istilah pranata disini menekankan terdapatnya aturan main tentang berbagai kebutuhan hidup di masyarakat yang tidak sama.

Kata “sosial” dalam pranata social dimaksudkan untuk menegaskan bahwa pranata apa pun tidak ada dalam masyarakat dengan sendirinya, dan tidak ada yang terlepas dari manusia.

Pranata dibentuk, dipertahankan dan diubah hanya oleh manusia,  Pranata dapat mempengaruhi cara berpikir, bertindak, bahkan perasaan manusia.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar sekitar kegiatan atau kebutuhan social tertentu. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian tentang pranata social menurut beberapa tokoh.

a.Koentjaraningrat
Pranata social adalah suatu system tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

b. Summer
Pranata social adalah perbuatan, cita-cita, sikap dan perlengkapan kebudayaan yang mempunyai sifat kekal serta yang bertujuan untuk memenuhi kehidupan.

c. Soerjono Soekanto
Pranata social merupakan himpunan dari norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat.

d. Bruce J. Cohen
Pranata social adalah system pola-pola social yang tersusun rapi dan relative permanen serta mengandung perilaku-perilaku tertentu yang kokoh da terpadu demi kepuasan dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.

e.Mac Iver dan Page
Pranata social adalah tata cara dan prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang berkelompok dalam suatu kelompok masyarakat.

f. Alvin L. Berrtrand
Pranata social adalah kumpulan norma social (struktur-struktur sosial) yang telah diciptakan untuk melaksanakan fungsi masyarakat.

g. Joseph S. Rucek dan Ronald L. Warren
Pranata social adalah pola-pola yang mempunyai kedudukan tetap untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan dengan mendapatkan persetujuan dan cara-cara yang sudah tidak dipungkiri lagi untuk memnuhi konsep kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.

h. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Pranata social adalah suatu system norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang oleh nasyarakat dianggap penting.


2.Proses Pertumbuhan Pranata Sosial

Pranata social merupakan system norma yang berlaku di masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu yang dianggap penting. Dalam system norma terkandung ketentuan sanksi (reward system).

Pranata social tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi melalui proses yang panjang. Proses pertumbuhan lembaga kemasyarakatan terkait dengan norma-norma masyarakat dan system pengendalian social (social control).

a.Norma Masyarakat
Supaya hubungan antarmanusia sesuai dengan yang diharapkan, maka disusun norma-norma masyarakat. Mula-mula norma-norma tersebut terbentuk tidak sengaja. Namun Lama-kelamaan norma dibuat secara sengaja. Misalnya, kegiatan jual-beli melalui perantara. Pada awal kegiatan jual beli, perantara tidak memperoleh bagian keuntungan. Oleh karena kegiatan ini berlangsung berulang-ulang, maka perantara memperoleh bagian keuntungan karena jasanya mempertemukan penjual dan pembeli. Pemberian keuntungan kepada perantara itu merupakan kebiasaan baku karena terus-menerus diualngi. Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga (institusionalized) apabila norma tersebut memenuhi tahapan-tahapan diketahui, dipahami atau dimengerti, ditaati, dan dihargai oleh masyarakat.

1. Diketahui
Tahap ini merupakan tahap terendah dalam proses pelembagaan. Contohnya, kehidupan bertetangga. Apabila masyarakat telah mengetahui mengenai norma hidup bertetangga, maka norma tersebut telah melembaga meskipun pada taraf terendah.

2. Dipahami dan dimengerti
Taraf pelembagaan akan meningkat apabila suatu norma dipahami atau dimengerti oleh manusia yang perilakunya di atas oleh norma tersebut. Misalnya, keluarga Pak Andi bertetangga dengan keluarga Pak Ahmad. Pak Andi sekeluarga dan Pak Ahmad sekeluarga mempunyai hak dan kewajiban dilingkungan tempat tinggalnya. Apabila keluarga Pak Andi dan keluarga Pak Ahmad mengerti aturan hidup bertetangga, berarti bahwa norma tersebut telah meningkatkan taraf pelembagaannya. Setelah dimengerti, seharusnya manusia juga harus memahami mengapa ada norma-norma tertentu yang mengatur kehidupannya bersama orang lain. Artinya dalam berperilaku manusia terikat oleh batas-batas tertentu yang tidak boleh dilanggar. Kalau batas-batas tertentu tersebut dilanggar, maka orang itu akan dihukum.


b. Pengendalian Sosial (Sosial Control)
Pengendalian social dapat diartikan sebagai segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga-warga masyarakat untuk mematuhi norma-norma yang berlaku. Jadi, pengendalian social dapat dilakukan oleh individu lainnya (missal antar-siswa) atau mugki dilakukan oleh individu terhadap satu kelompok sosial (misalnya, guru membimbing penelitian social beberapa siswanya). Selain itu, pengendalian social dapat dilakukan oleh kelompok terhadap kelompok lainnya, misalnya lembaga swadya masyarakat (LSM) mengawasi pelaksanaan pemeberian bantuan oleh pemerintah daerah.

Dipandang dari sudut sifatnya pengendalian social terdiri atas sebagai berikut :

1. Pengendalian social bersifat preventif
Pengendalian social ini merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dan keadilan. Misalnya, menyelenggarakan penyuluhan terhadap bahaya penggunaan narkoba pada kalangan SMA. Setelah para siswa memahami tentang bahaya penggunaan narkoba diharapkan mereka menjauhi penggunaan narkoba.

2. Pengendalian social bersifat represif
Pengendalian social ini dilakukan setelah kejadian berlangsung. Misalnya polisi menangkap pengedar dan pemakai narkoba.

Dari kedua pengendalian social tersebut cara mana yang akan diterapkan tergantung pada factor terhadap siapa pengendalian social itu hendak diberlakukan dan dalam keadaan bagaimana. Pada masyarakat yang tenteram cara-cara persuasive lebih efektif daripada cara represif. Wujud konkret pengendalian social harus diwujudkan dalam bentuk alat. Alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan pengendalian social bermacam-macam. Alat-alat tersebut hanya dapat diterapkan pada kelompok atau individu tertentu. Alat-alat pengendalian social tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Mempertebal kekayaan keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma masyarakat. 
  2. Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma-norma masyarakat. 
  3. Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat apabila mereka menyimpang dari norma kemasyarakatan dan nilai-nilai yang berlaku. 
  4. Menimbulkan rasa takut. 
  5. Menciptakan system hukum, yaitu system tat tertib dengan sanksi yang tegas bagi para pelanggar.


3.Syarat Terbentukya Pranata

Beberapa bentuk pranata yang dapat diamati dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, misalnya pranata agama dan kepercayaan, pranata ekonomi, pranata pendidikan, pranata politik, pranata somatic, pranata kesenian, pranata social dan pranata penelitian. Namun demikian, tidak seluruh aktivitas masyarakat dapat disebut sebagai pranata social. Suatu kegiatan masyarakat dapat disebut sebagai pranata social apabila memenuhi beberapa syarat, yaitu :

  1. Merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan khusus. 
  2. Mengikuti norma, nilai dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. 
  3. Merupakan sekelompok manusia yang melakukan kegiatan bersama. Pertumbuhan lembaga kemasyarakatan terkait dengan norma-norma masyarakat dan system pengendalian social.





                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar