Senin, 13 Desember 2021

DISKRIPTIF TENTANG LINGKUP MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PEMBAHASAN

 1. PENGERTIAN MATEMATIKA

Secara etimologi matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathemata yang berarti ‘belajar atau hal yang dipelajari’ (“things that are learned”). Dalam bahasa belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.


Matematika adalah ilmu yang tak jauh dari realitas kehidupan manusia. Pada zaman purba berabad-abad sebelum masehi, manusia telah memiliki kesadaran akan bentuk-bentuk benda yang berbeda satu dengan yang lainnya. Batu berbeda dengan kayu, gunung berbeda dengan laut, pohon yang satu berbeda dengan pohon yang lainnya. Kesadaran inilah yang menjadi bibit lahirnya geometri. Tidaklah mengherankan apabila geometri dianggap bagian matematika yang paling tertua.

 Untuk membedakan antara banyak dan sedikit, lebih dengan kurang, orang perlu berhitung. Misalnya seorang gembala akan menghitung apakah kambing yang masuk kandang pada sore hari sudah lengkap atau belum, gembala tersebut menggunakan tumpukan batu yang jumlahnya sama dengan jumlah kambing. Setiap kambing masuk satu maka tumpukkan dipindahkan satu. Apabila ada tumpukkan batu yang masih tersisa maka ada kambing yang belum masuk kandang dan denga demikian jumlah kambing yang masuk kandang kurang dari jumlah semula. Praktik seperti ini merupakan permulaan orang belajar berhitung, yang kelak kemudian akan tumbuh menjadi cabang baru matematika, yaitu aritmatika. Proses pembentukan dan pengembangan tidak pernah berhenti. Masih ada banyak cabang matematika yang lahir sebagai tanggapan manusia atas fenomena alam atau realitas kehidupan sehari-hari yang terjadi disekitarnya.

 Adapun pengertian matematika menurut para ahli :

  1. MUHAMAD YUSUP, Matematika merupakan induk dari cabang ilmu pengetahuan.
  2. OWEN A. MCBALL, Matematika adalah aktivitas manusia sehari-hari yang penting untuk kehidupan saat ni dan masa depan.
  3. A. DADI PERMANA, Matematika adalah ilmu dasar yang dapat digunakan sebagai alat bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu, seperti: ekonomi, akuntansi, astronomi, geografi, dan antropologi.
  4. BAHARIN SHAMSUDIN, Matematika adalah bahasa simbol.
  5. ANI ISMAYANI, Matematika adalah segala hal yang berkaitan dengan pola dan aturan dan bagaimana aturan itu dipakai untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan.

 
Deskripsi matematika bermacam-macam bentuknya, antara lain bahwa matematika dapat di pandang sebagai struktur yang terorganisir, alat, pola pikir deduktif, cara bernalar, bahasa arti fisial, dan seni yang kreatif. Kedudukan matematika tersebut harus didudukkan dalam pembelajaran matematika secara proposional.

 

2. KARAKTERISTIK MATEMATIKA

1. Karakteristik kultural matematika dapat dilihat pada 3 hal :

  • Sejarah matematika 
  • Evolusi matematika 
  • Ethnomatematika

Iplikasi penggunaan karakteristik kultural dalam pembelajaran matematika terdapat pada 3 aspek,(1) pemahaman, (2) antusiasme, dan  (3) ketrampilan.

2. Karakteristik filosofis matematika dapat dilihat pada 3 aliran utama :

  • Formalisme 
  • Logisisme atau logikalisme 
  • Intuisionisme

  Pengaruh landasan matematika dalam pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pendidikan matematika.

 3. Karakteristik umum matematika meliputi beberapa hal: 

  • Memiliki kajian objek yang abstrak,berupa fakta,operasi (relasi),konsep dan prinsip. 
  • Bertumpu pada kesepakatan atau konvensi,baik berupa simbol-simbol dan istilah, maupun aturan-aturan dasar (aksioma). 
  • Berpola pikir deduktif. 
  • Konsisten dalam sistemnya. 
  • Memiliki simbol yang kosong dari arti. 
  • Memperhatikan semesta pembicaraan.

 

4. Karakteristik matematika sekolah dapat dilihat pada aspek:

 Agar dalam penyampaian materi matematika dapat mudah diterima dan dipahami oleh siswa, guru harus memahami tentang karakteristik matematika sekolah. Menurut Soedjadi (2000:13) matematika memiliki karakteristik : (1) memiliki obyek kajian abstrak, (2). Bertumpu pada kesepakatan, (3) berpola piker deduktif, 4). Memiliki symbol yang kosong dari arti, (5). Memperhatikan semesta pembicaraan, dan (6). Konsisten dalam sistemnya. Sedang menurut Depdikbud (1993:1) matematika memiliki ciri-ciri, yaitu (1). Memiliki obyek yang abstrak, (2). Memiliki pola piker deduktif dan konsisten, dan (3) tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

    Berdasarkan hal tersebut di atas dalam pembelajaran matematika perlu disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa, dimulai dari yang konkrit menuju abstrak. Namun demikian meskipun obyek pembelajaran matematika adalah abstark, tetapi mengingat kemampuan berpikir siswa Sekolah Dasar yang masih dalam tahap operasional konkrit, maka untuk memahami konsep dan prinsip masih diperlukan pengalaman melalui obyek konkrit (Soedjadi, 1995:1). Suatu konsep diangkat melalui manipulasi dan observasi terhadap obyek konkrit, kemudian dilakukan proses abstraksi dan idealisasi. Jadi dalam proses pembelajaran matematika di SD peranan media/alat peraga sangat penting untuk pemahaman suatu konsep atau prinsip. Heinich., et al. (1996:21) mengemukakan “adaptation of media and specially designed mean can contribute enormously to effective instructional …”.Hal tersebut mengandung maksud bahwa media yang sesuai dan dirancang khusus akan dapat memberikan dukungan yang sangat besar terhadap efektifitas pembelajaran. 

            Pelaksanaan pembelajaran matematika juga dimulai dari yang sederhana ke kompleks. Menurut Karso (1993:124) matematika mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan. Konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Skemp (1971:36) menyatakan bahwa dalam belajar matematika meskipun kita telah membuat semua konsep itu menjadi baru dalam pikiran kita sendiri, kita hanya bisa melakukan semua ini dengan menggunakan konsep yang kita capai sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut dalam matematika terdapat topic atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya. Dengan demikian dalam mempelajari matematika, konsep sebelumnya harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami konsep-konsep selanjutnya. Hal ini tentu saja membawa akibat kepada bagaimana terjadinya proses belajar mengajar atau pembelajaran matematika. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika tidak dapat dilakukan secara melompat-lompat tetapi harus tahap demi tahap, dimulai dengan pemahaman ide dan konsep yang sederhana sampai kejenjang yang lebih kompleks. Seseorang tidak mungkin mempelajari konsep lebih tinggi sebelum ia menguasai atau memahami konsep yang lebih rendah. Berdasarkan hal tersebut mengakibatkan pembelajaran berkembang dari yang mudah ke yang sukar, sehingga dalam memberikan contoh guru juga harus memperhatikan tentang tingkat kesukaran dari materi yang disampaikan, dengan demikian dalam pembelajaran matematika contoh-contoh yang diberikan harus bervariasi dan tidak cukup hanya satu contoh.
Disamping itu pembelajaran matematika hendaknya bermakna, yaitu pembelajaran yang mengutamakan pengertian atau pemahaman konsep dan penerapannya dalam kehidupan. Agar suatu kegiatan belajar mengajar menjadi suatu pembelajaran yang bermakna maka kegiatan belajar mengajar harus bertumpu pada cara belajar siswa aktif (CBSA). Menurut Chickering dan Gamson (Bonwell dan Eison, 1991:1) dalam belajar aktif siswa harus melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar mendengarkan, untuk bisa terlibat aktif para siswa itu harus terlibat dalam tugas yang perlu pemikiran tingkat tinggi seperti tugas analisis, sintesis, dan evaluasi. Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan CBSA guru harus berusaha mencari metode mengajar yang dapat menyebabkan siswa aktif belajar.

Pembelajaran matematika hendaknya menganut kebenaran konsistensi yang didasarkan kepada kebenaran-kebnaran terdahulu yang telah diterima, atau setiap struktur dalam matematika tidak boleh terdapat kontradiksi. Matematika sebagai ilmu yang deduktif aksiomatis, dimana dalil-dalil atau prinsip-prinsip harus dibuktikan secara deduktif. Tetapi mengingat kemampuan berpikir siswa SD, penerapan pola deduktif tidak dilakukan secara ketat. Hal itu sesuai dengan yang dikemukakan oleh Soedjadi (1995:1) bahwa struktur sajian matematika tidak harus menggunakan pola pikir deduktif semata, tetapi dapat juga digunakan pola pikir induktif.

 

3. FUNGSI DAN TUJUAN MATEMATIKA

Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan dan dikembangkan  di  Sekolah  Dasar.  Matematika  yang  diajarkan  di  SD/MI  terdiri  dari bagian-bagian matematika yang dipilih dan dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa agar dapat berkembang secara optimal.

 Di dalam GBPP mata pelajaran matematika SD disebutkan bahwa tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran matematika sekolah adalah:

  1. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung   (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika.
  3. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). 
  4. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. (Depdikbud, 1993:40).

Sedangkan tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP pada SD/MI adalah sebagai berikut: 

  • Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
  • Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 
  • Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 
  • Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
  • Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006 : 417).

 

4. RUANG LINGKUP MATEMATIKA   

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

  1. Bilangan 
  2. Geometri dan pengukuran 
  3.  Pengolahan data. 
Cakupan bilangan antara lain bilangan dan angka, perhitungan dan perkiraan. Cakupan geometri antara lain bangun dua dimensi, tiga dimensi, tranformasi dan simetri, lokasi dan susunan berkaitan dengan koordinat. Cakupan pengukuran berkaitan dengan petbandingan kuantitas suaru obyek, penggunaan satuan ukuran dan pengukuran. 

5. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA TINGKAT ANAK SD/MI

  1. Kelas I,  Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bilangan

1.   Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20

 

1.1   Membilang banyak benda

1.2   Mengurutkan banyak benda

1.3   Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20

1.4   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan sampai 20

 

Geometri dan Pengukuran

2.   Menggunakan pengukuran waktu dan panjang

 

 

 

 

 

 

2.1   Menentukan waktu (pagi, siang, malam),   hari, dan jam (secara bulat)

2.2   Menentukan lama suatu kejadian berlangsung

2.3   Mengenal panjang suatu benda melalui kalimat sehari-hari (pendek, panjang) dan membandingkannya

\2.4   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu dan panjang

3.   Mengenal beberapa bangun ruang

3.1   Mengelompokkan berbagai bangun ruang sederhana (balok, prisma, tabung, bola, dan kerucut)

3.2   Menentukan urutan benda-benda ruang yang sejenis menurut besarnya

 


2.      Kelas I,  Semester 2

Standar kompetensi

Kompetensi Dasar

Bilangan

4.   Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah

 

4.1   Membilang banyak benda

4.2   Mengurutkan banyak benda

4.3   Menentukan nilai tempat puluhan dan satuan

4.4   Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka

4.5   Menggunakan sifat operasi pertukaran dan pengelompokan

4.6   Menyelesaikan masalah yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka

 

Geometri dan Pengukuran

5.   Menggunakan pengukuran berat

 

 

 

5.1    Membandingkan berat benda (ringan, berat)

5.2   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan berat benda

6.   Mengenal bangun datar sederhana

6.1   Mengenal segitiga, segi empat, dan lingkaran

6.2   Mengelompokkan bangun datar menurut bentuknya

 

3.      Kelas II, Semester 1

Standar kompetensi

Kompetensi Dasar

Bilangan

1.   Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

 

1.1   Membandingkan bilangan sampai 500

1.2   Mengurutkan bilangan sampai 500

1.3   Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan

1.4   Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

 

Geometri dan Pengukuran

2.   Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan masalah

 

2.1   Menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam

2.2   Menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm, m) yang sering digunakan

2.3   Menggunakan alat ukur berat

2.4   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan berat benda

 

 

4.      Kelas II,  Semester 2 

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bilangan

3.   Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka

 

3.1   Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya  bilangan dua angka

3.2   Melakukan pembagian bilangan dua angka

3.3   Melakukan operasi hitung campuran

 

Geometri dan Pengukuran

4.   Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana

 

4.1   Mengelompokkan bangun datar

4.2   Mengenal sisi-sisi bangun datar

4.3   Mengenal sudut-sudut bangun datar

 

 

5. Kelas III,  Semester 1

 

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bilangan

1.   Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

 

1.1   Menentukan letak bilangan pada garis bilangan

1.2   Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka

1.3   Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka

1.4   Melakukan operasi hitung campuran

1.5   Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang


Geometri dan Pengukuran

2.   Menggunakan  pengu-kuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan masalah

 

2.1   Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan, atau jam)

2.2   Menggunakan alat ukur dalam pemecahan masalah

2.3   Mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan berat

 

 

6. Kelas III, Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bilangan

3.   Memahami pecahan sederhana dan penggu-naannya dalam pemecahan masalah

 

3.1   Mengenal  pecahan sederhana

3.2   Membandingkan pecahan sederhana

3.3   Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana

 

Geometri dan Pengukuran

4.   Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana

 

 

 

4.1   Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya

4.2   Mengidentikasi berbagai jenis dan besar sudut

 

5.   Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya  dalam pemecahan masalah

5.1   Menghitung keliling persegi dan persegi panjang

5.2   Menghitung luas persegi dan persegi panjang

5.3   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang

 

7. Kelas IV, Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bilangan

1.   Memahami dan menggu-nakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah

 

 

 

1.1   Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung

1.2   Mengurutkan bilangan

1.3   Melakukan operasi perkalian dan pembagian

1.4   Melakukan operasi hitung campuran

1.5   Melakukan penaksiran dan pembulatan

1.6   Memecahkan masalah yang melibatkan uang

 

2.   Memahami dan menggu-nakan faktor dan keli-patan dalam pemecahan masalah

 

2.1   Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan

2.2   Menentukan kelipatan dan faktor bilangan

2.3   Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB)

2.4   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB

Geometri dan Pengukuran

3.   Menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah

 

 

 

3.1   Menentukan besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan derajat

3.2   Menentukan hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan berat

3.3   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang dan berat

3.4   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan kuantitas

4.   Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah

4.1   Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga

4.2   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga

 

 

8. Kelas IV,  Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bilangan

5.   Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat

 

 

 

5.1   Mengurutkan bilangan bulat

5.2   Menjumlahkan bilangan bulat

5.3   Mengurangkan bilangan bulat

5.3   Melakukan operasi hitung campuran

6.   Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

6.1   Menjelaskan arti pecahan dan urutannya

6.2   Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan

6.3   Menjumlahkan pecahan

6.4   Mengurangkan pecahan

6.5   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan

 

7.   Menggunakan lambang bilangan Romawi

7.1   Mengenal lambang bilangan Romawi

7.2         Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya


Geometri dan Pengukuran

8.   Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar

 

 

 

8.1   Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana

8.2   Menentukan jaring-jaring balok dan kubus

8.3   Mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar simetris

8.4   Menentukan hasil pencerminan suatu bangun datar

 

 

9. Kelas V,  Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bilangan

1.   Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah

 

 

1.1   Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran

1.2   Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB

1.3   Melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat

1.4   Menghitung perpangkatan dan akar sederhana

1.5   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB


Geometri dan Pengukuran

2.   Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah

 

 

 

 

2.1   Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam

2.2   Melakukan operasi hitung satuan waktu

2.3   Melakukan pengukuran sudut

2.4   Mengenal satuan jarak dan kecepatan

2.5   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan

 

3.   Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

 

3.1   Menghitung luas trapesium dan layang-layang

3.2   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

4.   Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

4.1   Menghitung volume kubus dan balok

4.2   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan balok

 

 

10. Kelas V,  Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bilangan

5.   Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

 

 

5.1   Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya

5.2   Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan

5.3   Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan

5.4   Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala

 

Geometri dan Pengukuran

6.   Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

 

 

6.1   Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

6.2   Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

6.3   Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana

6.4   Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri

6.5   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana

 

 

11. Kelas VI,  Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bilangan

1.   Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah

 

 

1.1   Menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK

1.2   Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik

1.3   Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk penggunaan akar dan pangkat

 

Geometri dan Pengukuran

2.   Menggunakan pengukuran volume per waktu dalam pemecahan masalah

 

2.1   Mengenal satuan debit

2.2   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan debit

 

3.   Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga

 

3.1   Menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana

3.2   Menghitung luas lingkaran

3.3    Menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

Pengolahan Data

4.   Mengumpulkan dan mengolah data

 

4.1   Mengumpulkan dan membaca data

4.2   Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk tabel

4.3   Menafsirkan sajian data

 

 

12. Kelas VI, Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bilangan

5.   Melakukan operasi hitung pecahan dalam pemecahan masalah

 

 

5.1   Menyederhanakan dan mengurutkan pecahan

5.2   Mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal

5.3   Menentukan nilai pecahan dari suatu bilangan atau kuantitas tertentu

5.4   Melakukan operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan

5.5   Memecahkan masalah perbandingan dan skala

 

Geometri dan Pengukuran

6.   Menggunakan sistem koordinat dalam pemecahan masalah

 

 

6.1   Membuat denah letak benda

6.2   Mengenal koordinat posisi sebuah benda

6.3   Menentukan posisi titik dalam sistem koordinat Kartesius

 

Pengolahan Data

7.   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data

 

 

7.1   Menyajikan data ke bentuk tabel dan diagram gambar, batang dan lingkaran

7.2   Menentukan rata-rata hitung dan modus sekumpulan data

7.3   Mengurutkan data termasuk menentukan nilai tertinggi dan terendah

7.4   Menafsirkan hasil pengolahan data

 

 

PENUTUP

 

Kesimpulan

Matematika bukanlah produk dari metode ilmiah, tetapi ia merupakan pengetahuan yang kebenarannya bersifat deduktif. Kebenaran matematika merupakan kebenaran koherensi atau konsistensi. Matematika dapat dipandang sebagai produk maupun proses berpikir tergantung pada aspek mana di fokuskan.

Saran 

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Supatmono,Catur.1975.Matematika Asyik Asyik Mengajarnya Asyik Belajarnya.Jakarta:PT.Gramedia Widiasarana Indonesia Kompas Gramedia Building.

J.I.G.M.Drost,S.J.1998.Sekolah : Mengajar atau Mendidik ? Yogyakarta:Kanisius.

 

 




   

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar