Jumat, 12 Mei 2023

SHALAHUDDIN AL-AYYUBI

SHALAHUDDIN AL-AYYUBI


A.BIOGRAFI SHALAHUDDIN AL-AYYUBI

Shalahuddin Al-Ayyubi terlahir dari keluarga Kurdish di kota Tikrit (140 km barat laut kota Baghdad) dekat sungai Tigris pada tahun 1137 M. Masa kecilnya selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus di lingkungan anggota dinasti Zangid yang memerintah Syria, yaituNur Ad-Din atau Nuruddin Zangi.


Shalahuddinn Al-Ayubi atau tepatnya Shalahuddin Yusuf bin Ayyub, Salah Ad-Din Ibn Ayyub atau Saladin/Salahadin (Menurut lafal orang barat) adalah salah satu pahlawan besar dalam tharikh (sejarah) islam. Ayahnya, Najm ad-Din masih keturunan Kurdi dan menjadi pengelola kastil tersebut bersama adiknya, Shirkuh.

Pada saat menjelang kelahirannya, terjadi peristiwa sedih dalam keluarga besarnya. Shirkuh bertengkar dan kemudian membunuh komandan gerbang kastil yang bernama Isfahsalar. Shirkuh mendapat laporan dari seorang wanita yang telah dilecehkan Isfahsalar. Akibat peristiwa tersebut, keluarga besar Najm ad-Din diusir.

Mereka kemudian bertolak ke Mosul. Di Mosul, mereka bertemu dan membantu Zangi., seorang pemimpin Arab yang mencoba menyatukan wilayah Islam yang tercerai-berai dalam beberapa wilayah kerajaan kecil seperti Suriah, Antiokhia, Aleppo, Tripoli, Horms, Yerussalem dan Damaskus. Zangi yang beraliran Sunni berhasil menjadi penguasa di seluruh Suriah dan bersiap menghadapi serbuan Tentara Salin dari Eropa yang saat itu sudah mulai memasuki tanah Palestina.

Zangi meninggal tahun 1146 setelah menundukkan Edessa, sebuah propinsi pendukung Eropa, dan kemudian digantikan oleh Nuruddin. Di bawah bimbingan Zangi dan Nuruddin, pelan-pelan Salahuddin yang bertubuh kecil, rendah hati, santun, penuh belas kasih namun juga cerdas ini menemukan jalan hidupnya. Selain belajar islam, Shalahuddin pun mendapat pelajaran kemiliteran dari pamannya Asadudin Shirkuh, seorang panglima perang Turki Seljuk.

Pada tahun 1163, Nuruddin mengutus Shirkuh untuk menundukkan Mesir yang dipimpin kekhalifahan Fatimah yang beraliran Syi’ah. Setelah mencoba kelima kalinya, Shirkuh berhasil menundukkan Mesir tanggal 8 Januari 1189. Namun dua bulan kemudian, dia meninggal secara mendadak dan diperkirakan di racun.

Nuruddin kemudian mengangkat Shalahuddin menggantikan Shirkuh. Shalahuddin di anggap masih sebagai bocah yang lembek dan lemah sehingga mudah dikontrol. Nuruddin tentu tidak mempunyai pesaing kuat yang mempunyai kekuasaan besar di Kairo. Namun prediksi Nuruddin ternyata salah.

Adapun kebijakan yang dilakukan oleh Shalahuddin pada waktu itu antara lain dia mendirikan madrasah yang mengajarkan fikih Syafi’I di Mesir, Yerussalem dan Damaskus. Madrasah-madrasah yang didirikan antara lain adalah Madrasah Nasriyah, Qamhiyah, Suyufiyah dan Shalahiyah. Dia juga banyak membangun administrasi Negara, membangun ekonomi, perdagangan, memajukan ilmu pengetahuan disamping membangun madrasah dan mengembangkan mazhab ahlu al-sunnah. Dalam bidang militer dibangun banteng pertahanan di bukit Muqattan untuk menghadapi gerakan Fatimiyah dan pasukan Salib. Shalahuddin merupakan kesatria atau pejuang dan pahlawan Islam. Dia juga tokoh yang sederhana, sabar dan pelindung ilmu pengetahuan. Dikalangan orang barat dia amsih dianggap sebagai teladan dalam sikap kepahlawanan. Di bawah kepemimpinannya, Dinasti Ayyubiyah mengalami masa kejayaan hingga dia wafat pada tahun 1193.


B. KEPERWIRAAN SHALAHUDDIN AL-AYUBBI

Dalam catatan sejarah, Shalahuddin tidak hanya dikenal sebagai panglima perang yang ditakuti, akna tetapi lebih dari itu, ia adalah seorang yang sangat memerintahkan kemajuan pendidikan, mendorong studi keagamaan, membangun bendungan, menggali terusan serta mendirikan sekolah dan masjid. Salah satu karya yang sangat monumental adalah Qal’ah al-jabal sebuah banteng yang dibangun di Kairo pada tahun 1183.

Namun demikian, banyak sekali keperwiraan-keperwiraan yang ditunjukkan kepada dunia. Berikut akan diterangkan tentang sikap-sikap keperwiraan Shalahuddin Al-Ayyubi.

1.Shalahuddin dikenal memiliki jiwa pemurah dan penyayang terhadap yang lemah. Shalahuddin mengampuni semua penduduk Kristen Yerussalem. Hanya orang-orang yang pernah bertempur atau tentara Kristen yang diminta meninggalkan kota setelah membayar tebusan. Dalam banyak tebusan dari kantongnya sendiri dan memberi ongkos transportasi.

2.Shalahuddin adalah seorang perwira yang adil dan tegas serta memiliki jiwa kesatria. Terhadap orang yang lemah dan mengaku kalah, ia menghormati dan melindunginya. Namun sebaliknya, ia tegas terhadap segala bentuk pembangkangan dan pengkhianatan. Sifat ini terlihat misalnya, pada saat kejatuhan Jerussalem ke tangan islam, Raja Jerussalem, Guy de Lusignan, yang menjadi salah satu tawanannya diperlakukannya dengan baik dan terhormat. Tetapi terhadap tawanan lainnya, yakni penguasa Chatilon, Reginald ‘Si Perusak Perdamaian’, Shalahuddin memperlakukan nya secara berbeda. Hal itu karena ia telah melanggar perjanjian.

3.Shalahuddin adalah perwira pemberani dan baik hati. Pada saat tentara salib porak-poranda, sednag tentara islam makin kuat yang karenanya Richard “Hati Singa” jatuh sakit dan minta damai. Diam-diam Shalahuddin datang ke kemah Richard menyamar sebagai seorang dokter arab, mengobati sehingga sembuh, setelah sembuh perang pun dimulai kembali. Tetapi mendengar aba-aba suara Shalahuddin, Richard terbangun. Di saat itulah Richard mengenali Shalahuddin sebagai si dokter yang menyembuhkan penyakitnya. Maka keduanya mengadakan perdamaian pada tahun 558 H/1192 M.

4.Shalahudding adalah perwira sejati yang mencurahkan segala daya upayanya semata-mata untuk agama dan Negara. Ia bukan tipe pemimpin gila harta. Setelah penggulingan Dinasti Fatimiyah, ia membagikan harta benda yang dikumpulkan pemerintahannya kepada para nelayan dan tentaranya. Sedangkan untuk dirinya ia tidak menyimpang apapun. Pada saat kematiannya, ia hanya memiliki 17 dirham dan satu keeping emas.

5.Shalahuddin adalah perwira yang toleran terhadap penganut agama/golongan lain. Setelah membebaskan Yerussalem dari tentara salib, ia melarang pengrusakan terhadap gereja dan bahkan mengampuni penduduk Kristen yang tinggal di kota tersebut.


C. MENELADANI KEPERWIRAAN SHALAHUDDIN AL-AYUBI

Shalahuddin Al-Ayyubi adalah pahlawan besar bagi umat islam. Kecintaanya terhadap agama dan umat islam telah menempatkan sebagian lembaran hidupnya di medan perang menegakkan harga diri umat islam dan untuk merebut kembali wilayah-wilayah islam yang dirampas. Keberanian dan keperwiraannya dalam perang salib terus dikenang dan tak akan terlupakan oleh dunia islam.

Kehadiran Shalahuddin Al-Ayyubi dalam perang salib merupakan anugerah tersendiri bagi umat islam pada saat itu semangat, keberanian dan optimisme mereka untuk mennag kian besar. Strategi yang dikembangkan oleh Shalahuddin dalam membangun koalisi umat islam benar-benar telah menyatukan kekuatan umat islam dalam membela agamanya.

Diantara keteladanan dari kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi yang harus ditiru adalah sebagai berikut :

  1. Ketekunan dalam menggapai ilmu dan semangat beliau dalam meniti karir tapak demi setapak dengan selalu mengikuti langkah perjuangan bapak dan pamannya adalah sikap mulia yang harus ditiru karena prestasi dan jabatan itu harus diperjuangkan dengan penuh keuletan. 
  2. Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi bukanlah seorang prajurit dan jenderal yang tamak, haus kekayaan, ambisius terhadap jabatan. Beliau tidak pernah memiliki harta kecuali cukup untuk kebutuhan hidup keluarganya. Setiap peperangan yang ia pimpin hanyalah sebagai pembelaan pertahankan agama. Dan jabatan yang disandangnya selalu didapatkan dengan penuh perjuangan berat dan keras oleh karena itu, ia sepantasnya mendapatkan penghargaan itu. Sikap tersebut adalah teladan yang amat berharga bagi generasi muslim saat ini, karena faktanya masih banyak pejabat dan jenderal yang memanfaatkan jabatannya hanya untuk diri dan golongan begitu pula banyak orang yang berambisi untuk mendapatkan jabatan dengan jalan pintas. 
  3. Beliau adalah seorang penguasa besar yang memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap agama lain dan pemberi maaf kepada para musuh dan lawan-lawannya. Bukti dari pada itu semua adalah karena keberhasilan prestasinya, banyak pejabat yang iri lalu mereka mencoba membunuhnya dan dengan kejeliannya mereka dapat ditangkap dan dimanfaatkan kecuali diperintah untuk membunuhnya. Contoh lain adalah berkali-kali tentara salib menyerang umat islam bahkan telah membunuh umat islam namun ketika mereka kalah dan menyerah pada Shalahuddin dengan perdamaian, mereka pun diampuninya. Ketika umat berhasil menguasai Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsa, pasukan salib pun diizinkan untuk berziarah ke tempat tersebut.


Sederetan kisah dari pribadi Shalahuddin al-Ayyubi tersebut semuanya dangat mulia dan menarik untuk kita ikuti dalam kehidupan sehari-hari sehingga umat islam akan tampak dimuka bumi sebagai rahmatan lil alamin.

Saat ini kita sulit mendapatkan sosok pejuang muslim seperti Shalahuddin Al-Ayyubi. Namun setidaknya, sebagai muslim kita harus berusaha mencontoh dan meneladani semangat keperwiraan  yang beliau miliki, untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam perjuangan mencari ilmu, mengabdi pada masyarakat tempat tinggal kita atau dalam melakukan apapun yang dapat memberikan manfaat bagi kepentingan umat islam.

Oleh karena itu, perhatikanlah hal-hal dibawah ini sebagai bentuk meneladani perilaku dan kisah Shalahuddin Al-Ayyubi :
  • Membela agama Allah SWT dan umat islam adalah kewajiban setiap orang islam. 
  • Allah akan menolong dan memuliakan orang-orang yang berjuang di jalan yang diridhoi-Nya. 
  • Berjuang (Jihad Fi Sabilillah) tidak hanya terbatas dengan mengangkat senjata di medan peperangan. Tetapi dapat ditempuh dengan berbagai cara, misalnya :
a. menuntut ilmu dengan tekun.
b. Mengajarkan ilmu yang kita miliki kepada orang lain.
c. Mengurus, membina masyarakat melalui organisasi kemasyarakatan.
d. Melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.
  • Tanamkan kesediaan dan keikhlasan untuk berkorban bagi agama Allah SWT, baik harta, tenaga, pikiran maupun jiwa/raga.
  • Tanamkan sikap, tegas, berani dan sungguh-sungguh dalam berjuang di jalan Allah SWT.
  • Jagalah citra baik agama islam dengan perbuatan-perbuatan kita yang terpuji dan hindarilah segala perbuatan tercela yang dapat menodai kemuliaan agama islam. 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar