Kamis, 11 Mei 2023

KETABAHAN NABI MUHAMMAD DAN PARA SAHABATNYA

 Kaum Quraisy terus berusaha menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW. Mereka mengadakan perlawanan terhadap dakwah islam. Dengan berbagai cara mereka membujuk, memengaruhi bahkan mengancam Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya agar tidak menyiarkan agama islam.



A. MENELADANI KETABAHAN NABI MUHAMMAD SAW DALAM BERDAKWAH

Pada masa permulaan dakwah islam, Nabi Muhammad SAW sering mendapatkan perlakuan yang sangat kasar dan tidak berperikemanusiaan dari orang-orang kafir Quraisy. Mulai dari caci maki dan penghinaan, hingga ancaman akan dibunuh. Dari penyiksaan hingga yang bagi sebagian manusia sangat menggiurkan.
Ketika orang-orang kafir Quraisy terlihat satu per satu penduduk Makkah masuk islam, mereka merasa agama nenek moyang mereka mulai terancam. Hal itu membangkitkan kemarahan mereka terhadap Nabi Muhammad SAW dan pengikut-pengikutnya. Banyak pengikut beliau menjadi sasaran penyiksaan, terutama pengikutnya dari golongan para budak. Tetapi terhadap Nabi Muhammad SAW sendiri, mereka tidak berani melakukannya secara fisik. Hal itu karena beliau dilindungi oleh pamannya, Abu Thalib. Selain itu, beliau juga disegani karena berasal dari keturunan Bani Hasyim. Bani hasyimmempunyai kedudukan serta martabat tinggi dalam masyarakat Quraisy.

Kaum Quraisy mengira kekuatan Nabi Muhammad SAW terletak pada pamanya, Abu Thalib. Oleh karena itu pada suatu ketika, beberapa pemuka Quraisy mendatangi Abu Thalib. Mereka meminta Abu Thalib membujuk Nabi Muhammad SAW menghentikan dakwahnya. Mereka berkata, "Wahai Abu Thalib, hendaklah mulai hari ini engkau melarang keponakanmu, Muhammad, mencela tuhan-tuhan kami. Jika tidak, kami akan memusuhimu dan memusuhi dia. Dan jika  memang sudah kami rasa perlu, kami akan membunuhnya". Tentu saja tuntutan mereka itu ditolak secara baik oleh Abu Thalib. Mereka pun pulang dan tidak berhasil membujuk Abu Thalib.

Karena usaha pertama mereka tidak berhasil, kaum Quraisy kembali datang mengancam Abu Thalib. Mereka mengajukan pilihan kepada Abu Thalib, yaitu : Abu Thalib bersedia menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW atau mereka sendiri yang melakukannya.



Taatkala mendengar ancaman itu, Abu Thalib merasa sangat khawatir akan terjadi perpecahan dan permusuhan diantara kaumnya. Namun dia juga tidak sampai hati jika harus melarang keponakannya menyebarkan agama yang diyakininya. Namun Abu Thalib tetap memanggil Nabi Muhammad SAW seraya berkata : “Wahai keponakanku, hentikanlah mendakwahkan Islam! Demi keselamatanmu dan keselamatanku. Janganlah memeberiku beban di luar kesanggupanku. Berhentilah mengajak orang-orang meninggalkan berhala-berhala itu”.

Mendengar permintaan Abu Thalib tersebut, Nabi Muhammad SAW mengira pamannya sudah tidak bersedia melindunginya lagi. Beliau menjawab dengan tegas : “Wahai pamanku. Demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan ditangan kiriku, aku tidak pernah meninggalkan dakwah agama ini, hingga Allah memenangkan atau aku hancur binasa karenanya”.

Beliau menangis dan berbalik meninggalkan pamannya. Tetapi Abu Thalib memanggilnya dan berkata : “Pergilah dan teruskan perjuanganmu, demi Allah aku tidak akan pernah menyerahkan kamu kepada mereka karena suatu alasan apa pun”.

Jawaban Nabi Muhammad SAW yang begitu tegas ini menunjukkan bahwa beliau benar-benar seorang yang sangat teguh memegang prinsip dalam memperjuangkan kebenaran. Setelah cara ini gagal, kaum kafir Quraisy menugaskan Utbah bi Rabi’ah untuk membujuk Nabi Muhammad SAW agar menghentikan dakwahnya. Utbah bin Rabi’ah menawarkan berbagai macam kesenangan duniawi seperti kedudukan dan kekayaan, yang akan menjadikan beliau satu-satunya orang yangpaling ebrkuasa di kota Mekkah. Akan tetapi, semua bujukan itu juga ditolak oleh Nabi Muhammad SAW, karena bukan untuk itu beliau berdakwah. Beliau hanya menginginkan agar seluruh umat manusia menyembah Allah SWT. Kaum kafirQuraisy kehabisan cara menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW. Akhirnya mereka sepakat memboikot beliau dan kaum Muslimin termasuk juag seluruh keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib, baik yang telah masuk islam maupun yang belum masuk islam. Alasan pemboikotan ini karena mereka tidak mau menyerahkan Nabi Muhammad SAW. Pemboikotan ini berlangsung selama tiga tahun. Seluruh bangsa Arab dilarang mengadakan hubungan apa pun dengan keluaraga Bani Hasyim, Bani Muthalib, dan Kaum Muslimin. Baik hubungan jual beli, silaturahmi, maupun perkawinan. Keputusan mereka itu ditulis dan dituangkan di Ka’bah.

Dengan adanya pemboikotan tersebut, Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin beserta keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib diasingkan dibagian utara kota Mekkah dan dijaga ketat oleh orang Quraisy. Mereka tidak dapat berhubungan dengan masyarakat Mekkah lainnya. Tempat pengasingan mereka itu dikenal dengan nama Syi’qib Abu Thalib  dan oleh sebagian orang tempat itu dijuluki sebagai “Lembah Maut”.

Akibat pemboikotan itu, kaum Muslimin menjadi sangat menderita. Mereka kekurangan makanan sehingga terancam kelaparan. Akan tetapi penderitaan itu mereka hadapi dengan sabar, tawakal dan tabah.

Setelah tiga tahun pengumuman itupun jatuh dimakan rayap. Beberapa pemuka Quraisy merobeknya karena merasa kasihan melihat penderitaan kaum Muslimin dan keluarganya. Dengan demikian pemboikotan itu pun dihentikan. Keluarga Bani Hasyim, Bani Muthalib, dan Kau Muslimin dapat bebas kembali melakukan kegiatannya seperti semula.

Demikianlah tantangan-tantangan yang pernah dihadapi oleh Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin ketika menyampaikan agama islam. Hingga akhirnya dengan pendirian yang begitu kokoh, Nabi Muhammad SAW berhasil menyebarluaskan ajaran islam ke seluruh penjuru dunia. Inilah buah dari sebuah perjuangan panjang yang telah beliau lakukan untuk umatnya.

Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi nabi dan rasul-NYA. Tugas kerasulan bukalah tugas yang ringan. Sebagaimana yang kamu ketahui, ketika beliau menyampaikan dakwah islam beliau sering mendapatkan perlawanan dari kaum kafir Quraisy, bahkan siksaan dan juga ancaman. Semua itu tidak akan sanggup ditanggung, kecuali oleh orang-orang yang berjiwa besar dan teguh pendirian.

Kaum Quraisy berusaha dengan berbagai cara untuk menghentikan dakwah islam. Mereka memengaruhi Abu Thalib supaya menghentikan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah, namun tidak berhasil.Mereka membujuk Nabi Muhammad dengan kedudukan dan harta, anmun juga tidak berhasil. Maka orang-orang kafir Quraisy itu sekali lagi mendatangi Nabi Muhammad SSAW dan mengajukan tawaran lain, yaitu tawaran damai dalam beribadah. Mereka bersedia menyembah Tuhan yang disembah Nabi Muhammad SAW selama satu tahun. Dengan syarat, tahun berikutnya beliau dan kaum Muslimin menyembah Tuhan yang mereka sembah, yaitu berhala (Lata, Uzza dan Manat).

Menjawab tawaran tersebut, Nabi Muhammad SAW berpikir sejenak. Lalu, Allah SWT menurunkan wahyu yaitu Surah Al-Kafirun ayat 1-6 yang menolak ajakan itu.

Artinya :
“Katakanlah (Muhammad), ‘Hai orang-orang kafir’. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku”. (Qs. Al-Kafirun : 1-6)



B. MENELADANI KETABAHAN PARA SAHABAT NABI DALAM MEMPERTAHANKAN AQIDAH ISLAM

Meskipun pengikut Nabi Muhammad SAW masuk islam secara sembunyi-sembunyi, akhirnya diketahui juga oleh para pemuka Quraisy yang menentang ajaran islam. Mereka sangat terkejut karena ajaran islam tealh masuk kerumah-rumah mereka. Sebagian dari budak-budak mereka dan anggota keluarganya telah mengikuti ajaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Mengetahui hal tersebut, kaum kafir Quraisy memaksa budak- budak yang sudah masuk islam itu agar kembali menyembah berhala. Namun, mereka menolak. Kaum kafir Quraisy sangat marah dan menyiksa mereka secara kejam. Mereka dipukuli, dicambuk, diikat ditiang, tidak diberi makan dan minum. Ada juga yang ditelentangkan diatas pasir yang panas dan dadanya dihimpit batu yang besar.

Bagi kaum Muslimin yang tealah mendapat hidayah Allah SWT, siksaan berat yang diderita tidak akan dapat menggoyahkan keimanan mereka. Semakin berat siksaan yang mereka alami, semakin kuat keimanan tertanam dalam hati. Begitulah keteguhan hati para sahabat Nabi dalam mempertahankan aqidah islam.

Mereka lebih baik mati daripada menajdi kafir kembali (Murtad). Berikut ini adalah beberapa kisah para sahabat Nabi yang menjalani siksaan kaum kafir Quraisy.


1.BILAL BIN RABBAH

Bilal bin Rabbah adalah seorang budak milik Umayyah bin Khalaf. Seperti halnya budak-budak lainnya, Bilal sangat menderita karena perlakuan tuannya. Budak-budak diperlakukan sesuka hati oleh taunnya.

Ketika ajaran islam masuk tersebar, Bilal segera masuk islam dan meninggalkan kepercayaan menyembah berhala. Hal itu dilakukannya karena ia menyakini kebenaran ajaran yang dibawah oleh Nabi Muhammad SAW. Suatu agama yang menjanjikan kehidupan di dunia dan di akhirat. Agama yang tidak membedakan derajat manusia dari harta dan kedudukannya, karena dalam pandangan Allah SWT manusia itu sama. Hanya iman, takwa dan amal ibadah yang membuat seseorang menjadi lebih tinggi atau lebih rendah derajatnya.

Masuk islamnya Bilal segera diketahui oelh Umayyah. Maka Umayyah pun sangat marah. Diikatnya dan diseret ke sebuah tempat dipinggir kota Mekkah bernama batha. Disitulah Bilal ditelentangkan diatas padang pasir yang panas, kedua tangan dan kakinyan diikat pada patok kayu, sedangkan dada dan perutnya dihimpit dengan batu dan balok yang besar. Umayyah mencambuknya sambil memaki dan memaksa Bilal keluar dari agama islam dan kembali menyembah Lata, Uzza dan Manat.

Namun betapa pun berat siksaan yang dirasakannya, Bilal tetap tabah dan teguh keimanannya keapda Allah SWT. Sehingga ketiak merasakan sakit atau menahan perih, kalimat yang keluar dari mulutnya adalah ucapan, “Ahad…Ahad Allahu Ahad! Ahad!” yang artinya “Maha Esa … Maha Esa … Allah Maha Esa”.

Tatkala Bilal hampir mati karena siksaan yang dideritanya, Abu Bakar melewati tempat penyiksaan itu. Abu Bakar yang tidak tahan melihat perlakuan Umayyah dan penderitaan Bilal, segara menghampiri Umayyah dan berkata :

“Wahai Umayyah! Sia-sia engkau menyiksa hamba Allah yang teguh keimanannya itu. Daripada dia mati, mengapa tidak engkau jual saja budak itu kepadaku!”

Setelah berpikir sejenak, Umayyah pun setuju menjual Bilal dengan harga tinggi. Abu Bakar tidak menawar lagi, dan dibelinya Bilal dengan harga yang diinginkan Umayyah. Setelah itu Abu Bakar memerdekakan Bilal, sehingga ia bebas dari perbudakan dan kedudukannya sederajat dengan para sahabat Nabi Muhammad SAW.

2. KELUARGA AMMAR BIN YASIR

Ammar bin Yasir adalah mantan budak Bani Makhzum. Ia masuk islam bersama ayahnya, Yasir dan ibunya bernama Sumayyah. Walaupun masuk islam secara diam-diam, namun akhirnya diketahui juga oleh orang-orang kafir Quraisy. Mereka pun tidak terlepas dari penganiayaan kaum kafir Quraisy seperti kaum Muslimin yang lainnya. Ketiganya ditangkap dan diseret ketengah padang pasir yang sangat panas, lalu disiksa dengan ajaran islam. Namun keimanan mereka sudah sangat kuat sehingga tidak ada seorang pun yang mampu menggoyahkan keyakinan dan keimanan mereka kepada Allah SWT.

Ketika mereka sedang disiksa, Nabi Muhammad SAW menghampiri dan berkata kepada Yasir dan keluarganya :

“Wahai keluarga Yasir, bersabarlah, Allah SWT telah menjanjikan surge untuk kalian”.



Mendengar kata-kata Rasulullah tersebut, maka semakin kuatlah keyakinan mereka untuk terus mempertahankan keimanannya. Tidak ada balasan bagi mereka yang beriman kepada Allah SWT dan rasul-Nya kecuali surge yang penuh dengan kenikmatan abadi.

Dalam penyiksaan itu, Yasir meninggal, demikian pula Sumayyah yang menjadi wanita pertama yang gugur dalam islam.

Ammar pun kmeudian disiksa kejam. Dia dijemur telentang di atas padang pasir yang sangat panas. Dadanya dihimpit batu besar, dan berulang kali dibenamkan dalam kubangan air kotor. Ammar diancam dan dipaksa meninggalkan ajaran islam dan kembali menyembah berhala. Untuk menyelamatkan nyawanya. Ammar terpaksa berpura-pura meninggalkan agama islam. Kemudian ia segera mengadukan hal tersebut kepada Nabi Muhammad SAW sambil menangis. Lalu turunlah firman Allah SWT Surah An-Nahl ayat 106 yang artinya :

”Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah beriman (dia mendapat kemurkaan Allah). Kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)”. (Qs. An-Nahl : 106)


3. ABU BAKAR SHIDIQ

Ketika sedang berdakwah beliau pernah dikeroyok dan dipukuli hingga sakit parah. Tetapi untungnya beliau ditolong dan diselamatkan oleh orang-orang dari kaum Tamimy. Demikian juga setiap beliau melakukan dakwah selalu mendapat gangguan dari orang-orang kafir Quraisy seperti dilempar kotoran dan beberapa gangguan lainnya.

4. UTSMAN BIN AFFAN

Ketika baru masuk islam beliau dikurung didalam kamar gelap oleh Hakam bi Umayyah, yaitu pamannya yang masih kafir. Di dalam kamar itu ia disiksa dan diancam akan dibunuh jika tidak meninggalkan islam. Tapi keimanan Utsman sangat kuat sehingga setiap dipaksa keluar dari islam, ia berkata ”Demi Allah, saya tidak akan meninggalkan islam”.

5. ZUBAIR BIN AWWAM

Ketika diketahui oleh saudara-saudaranya bahwa ia telah masuk islam dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, beliau ditangkap dan diikat pada sebuah tiang dan dipukuli hingga sakit. Namun beliau tetap teguh pada keyakinannya untuk mengikuti ajaran Allah SWT.

6. ABU FUKAIHAH

Dia adalah hamba sahaya pada keluarga Shafwan bin Umayyah. Secara diam-diam Abu Fukaihah masuk islam. Namun suatu ketika Abu Fukaihah dipanggil majikannya, ia ditanya tentang agama islam. Abu Fukaihah mengaku tentang terus terang bahwa ia telah lama masuk islam. Akibatnya ia pun disiksa seperti Bilal bin rabbah.

7. KHABBAB BIN AL-ART

Dia adalah seorang pandai besi. Khabbab masuk islam pada masa awal dakwah Nabi Muhammad SAW. Setelah diketahui oleh kaum Quraisy, Khabbab diculik dan disiksa ditengah padang pasir dengan tangan dan kaki diikat.

8. LABIBAH

Labibah adalah hamba seorang hamba sahaya wanita dari Bani Muammal bin Habib. Oleh karena memeluk islam, ia disiksa oleh kaum Quraisy termasuk oleh Umar bin Khattab sebelum masuk islam. Untunglah penderitaan itu diketahui oleh Abu Bakar. Labibah segera ditebus dan dikemerdekannya.

9. SUHAIL BIN SINAN

Dia adalah tawanan perang yang dijual sebagai budak kepada bangsawan Quraisy. Namun kemudian dimerdekakan oleh majikannya itu. Setelah bebas, ia masuk islam dan ikut belajar agama islam kepada Nabi Muhammad SAW di rumah Arqam bin Abi Arqam. Mengetahui Suhail masuk islam, orang-orang kafir Quraisy menangkap dan menyiksanya. Oleh karena tidak tahan dengan siksaan itu, Suhail membebaskan diri dengan cara menyerahkan seluruh hartanya sebagai tebusan.


Demikianlah berbagai tekanan dang penganiayaan serta kebencian kaum Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya. Namun semua itu, tidak menyurutkan keimanan mereka kepada Allah SWT. Sebaliknya, mereka bertamabh teguh dan kuat dalam mempertahankan keyakinannya bahwa “tidak ada Tuhan selain Allah SWT”. Mereka tetap berkeyakinan bahwa agama islam akan tegak dibumi ini. Dan mereka yang mengikuti ajaran agama islam dengan benar akan selamat serta mendapat kebahagiaan didunia dan diakhirat. Oelh sebab itulah, mereka rela berkorban untuk menegakkan agama islam. Tidak ada balasan bagi orang yang syahid, kecuali surga dengan segala kenikmatannya.



C. TEKANAN KAUM KAFIR QURAISY KEPADA NABI MUHAMMAD SAW KETIKA BERDAKWAH

Kaum kafir Quraisy terus mengadakan perlawanan terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya dengan berbagai cara. Mereka membujuk, memengaruhi bahkan mengancam Nabi Muhammad SAW dan para pemeluk islam lainnya. Tujuannya tiada lain adalah agar beliau berhenti menyiarkan ajaran agama islam dan kembali menyembah berhala.

Berbagai bujuk rayu, ancaman dan tekanan serta kebencian kaum Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW tidak menyurutkan dakwahnya. Sebaliknya, beliau bertambah giat dan yakin untuk menegakkan islam dibumi ini.

Orang-orang yang tidak senang terhadap ajaran islam selalu berusaha menghalangi  dakwah Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya menolak, tetapi mereka menyebarkan fitnah, menjelek-jelekan serta memojokkan beliau dan para pengikutnya. Mereka memengaruhi kaum Quraisy lainnya agar menjauhi beliau. Mereka menghina beliau dengan menuduhnya sebagai tukang sihir dan orang yang tidak waras.

Selain menyebarkan fitnah dan propaganda, kaum kafir Quraisy juga tidak segan-segan menyakiti kaum Muslimin secara fisik. Tidak terhitung berapa kali Nabi Muhammad SAW disakiti oleh kaum kafir Quraisy dengan maksud agar beliau menghentikan dakwah islam. Sedangkan tekanan yang dilakukan terhadap para sahabat dan pengikut islam bertujuan agar mereka keluar dari islam dan kembali menyembah berhala. Namun usaha mereka sia-sia, sebab kaum Muslimin, semakin mereka ditekan dan disakiti, justru iman mereka kepada Allah SWT dan rasul-Nya semakin kuat.

Berikut adalah beberapa contoh tekanan-tekanan yang dihadapi Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya untuk dapat kamu renungkan. Sedangkan kisah-kisah tentang keteguhan hati beliau dan para pengikutnya dalam mempertahankan keimanannya kepada Allah SWT dapat kamu jadikan suri teladan :
  1. Utbah bin Rabi’ah datang kepada Nabi Muhammad SAW seraya menawarkan berbagai macam kesenangan duniawi. Namun dengan sangat tegas beliau menolak tawaran tersebut. Dakwah beliau tidaklah dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan duniawi, akan tetapi demi tegaknya agama Allah SWT dimuka bumi. 
  2. Walid bin Mughirah diutus oelh para pemuka Quraisy untuk menemui paman Nabi, yaitu Abu Thalib dengan membawa seorang pemuda yang bernamaUmarah bin Walid. Kepada Abu Thalib ia berkata : “Ambillah pemuda ini untuk menjadi anak tuan dan serahkan Muhammad untuk kami bunuh, karena dia telah menentang kami dan memecah belah persatuan kita”. Dengan perkataan keras Abu Thalib menjawab : “Jahat benar pikiran kamu itu. Kamu serahkan anak kamu agar aku memberinya makan dan aku serahkan keponakanku untuk kamu bunuh! Demi Allah, tidak akan aku serahkan Muhammad kepadamu!”. 
  3. Suatu saat, ketika tengah bersujud disamping Ka’bah, tiba-tiba datang Uqbah bin Muqith membawa kotoran unta lalu melemparkannya ke punggung Nabi Muhammad SAW. Namun Nabi Muhammad SAW tidak mengangkat kepala, sehingga Fatimah, putri Nabi datang membersihkannya. 
  4. Abu Lahab adalah pemuka Quraisy yang sangat giat mengadakan tekanan terhadap Nabi Muhammad SAW. Selain sering memaki, menghina dan memfitnah beliau, ia juga sering membuang kotoran dan najis lainnya ke halaman rumah beliau. Abu Lahab juga pernah melempari Nabi Muhammad SAW dengan kotoran unta. Demikian juga istri Abu Lahab, Ummu Jamil Arwa binti Harb. Ia sering meletakkan duri-duri didepan pintu rumah Nabi Muhammad SAW pada malam hari, dengan maksud mencelakakannya. Istri Abu Lahab adalah seorang wanita yang suka menggobarkan api fitnah dan permusuhan kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, Al-Qur’an menggambarkannya sebagai pembawa kayu bakar (hammalatal hatab) dalam ayat ke-4 Surah Al-Lahab. 
  5. Ketika Nabi Muhammad SAW sholat di dekat Ka’bah, datang Abu Jahal membawa batu besar. Ia bermaksud menjatuhkan batu itu ke kepala beliau ketika sedang sujud. Akan tetapi ketika batu itu sudah diangkat diatas kepala Nabi Muhammad SAW, tiba-tiba Abu Jahal ketakutan karena ia melihat dihadapannya ada unta yang sangat besar akan menerjangnya. Abu Jahal pun lari ketakutan. Maka selamatlah Nabi Muhammad SAW dengan pertolongan Allah SWT. 
  6. Ketika Nabi Muhammad SAW selesai melaksanakan Isra’ dan Mi’raj, beliau memberitahukan peristiwa tersebut kepada seluruh penduduk Mekkah. Akan tetapi kafir Quraisy mengejek dan mencemooh Nabi Muhammad SAW. Bahkan mereka mengatakan bahwa beliau sudah tidak waras lagi. Mereka berusaha memengaruhi kaum Muslimin untuk keluar dari islam, karena menganggap peristiwa isra’ dan mi’raj sebagai sesuatu yang tidak masuk akal. Akan tetapi, alangkah kecewanya mereka ketika kaum Muslimin sama sekali tidak terpengaruh oleh bujukan mereka. 
  7. Ketika Nabi Muhammad SAW berdakwah ke Thaif, beliau mendapat perlakuan sangat tidak manusiawi. Beliau mengajak kepada kebenaran, tetapi dibalas dengan lemparan batu, hingga beliau menderita luka-luka. Akan tetapi hal ini tidak membuat beliau marah, bahkan beliau mendoakan agar penduduk Thaif  mendapat hidayah dari Allah SWT.



IBRAH UNTUK DITELADANI
  • Dari kisah diatas, kita dapat meneladani kesabaran Rasulullah SAW dan para sahabat Rasulullah dalam menyiarkan islam. Kegagalan dalam suatu usaha sesungguhnya adalah suatu keberhasilan yang tertunda. 
  • Meneladani kegigihan rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam mendakwahkan ajaran agama islam. Cara berdakwah itu tidak harus berpidato saja didepan orang banyak. Dakwah itu bermacam-macam cara, ada yang dengan ceramah, ada yang menulis untuk dibaca orang banyak seperti buku, majalah, surat kabar dan lain-lain. Ada pula sengan hartanya dan ada pula dengan perbuatan yang baik sehingga ditiru oleh orang lain. Oleh sebab itu, berdakwalah dengan apa yang kita mampu. 
  • Dalam menyampaikan kebenaran selalu ada rintangan. Hal itu merupakan ujian keimanan, apakah dengan rintangan dan hambatan itu akan mempertebal iman atau sebaliknya. Dalam pelajaran diatas dikisahkan bagaimana ketabahn rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam mempertahankan keyakinanya dalam memeluk agama islam. 
  • Kita harus memiliki sifat tabah, artinya kuat menerima cobaan dari Allah dan tidak mudah putus asa dalam setiap usaha. 
  • Setiap muslim wajib memiliki sifat tabah. Tabah dalam menerima takdir Allah SWT dan tabah dalam mempertahankan aqidah islam.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar